Hemat Air Demi Kelangsung Hidup Bersama

Hemat Air Demi Kelangsung Hidup Bersama

Seyogyanya. siapapun kita, kapanpun dan dimanapun kita berada, kita setuju bahwa air adalah hal terpenting dalam kehidupan. Bahkan semua jenis makhluk hidup yang diciptakan Tuhan tidak luput dari peran serta air dalam kelangsungan kehidupan.

Begitu pentingnya air untuk keberlangsungan kehidupan dan juga untuk regenerasi kehidupan mendatang. Kebutuhan tersebut berbanding terbalik dengan fakta ketersediaan air dunia. Kampanye demi kampanye tetap dilakukan. Penanaman pohon dilakukan sampai ke penjuru dunia. Akan tetapi hal tersebut juga berbanding lurus dengan pembalakan liar (illegal loging) yang terjadi di hutan-hutan yang sudah jelas dilindungi.

Pertanyaannya, lalu sampai kapan hal ini akan terjadi? Dibutuhkan kesadaran dan komitmen tinggi untuk memikirkan kelangsungan hidup regenerasi kita mendatang. Bukan Cuma manusia. akan tetapi seluruh makhluk hidup yang tercipta.

Berikut fakta-fakta mengejutkan tentang ketersediaan air dunia:

(a). Kesulitan air bersih. Hari ini sekitar 1,9 miliar orang masih hidup di area kesulitan air. Diperkirakan pada 2050, angka tersebut akan terus meningkat menjadi 3 miliar orang. (b). Kebutuhan Air Meningkat. Pada 2050, populasi dunia akan bertumbuh 2 miliar orang dan kebutuhan akan air meningkat 30 persen disbanding hari ini. (c). Penggunaan Air Terbesar Untuk Pertanian. Pertanian membutuhkan pasokan air dunia paling besar sekitar 70 persen, kebanyakan untuk irigasi, sementara industry 20 persen yang didominasi energi dan manufacturing, serta 10 persen sisanya untuk rumah tangga, dan proporsi 1 persen untuk minuman sehari-hari. (d). Sumber Air Tak Bersih. Diperkirakan 1,8 miliar orang masih menggunakan sumber air tidak bersih atau tanpa perlindungan dari kontaminasi sisa buangan sebagai air minum. (e). Air Buangan Tak Digunakan Kembali. Secara Global, lebih dari 80 persen air buangan sisa pemakaian sehari-hari kembali lagi ke lingkungan sekitar tanpa pengolahan ulang atau pemanfaatan kembali. (f). Risiko Banjir. Jumlah orang yang berpotensi terkena risiko banjir meningkat dari 1,2 miliar orang per hari ini  menjadi 1,6 miliar orang di 2050, atau mendekati 20 persen populasi. (g). Degradasi Tanah. Sekitar 1,8 miliar orang terkena dampak dari degradasi tanah, dan 64-71 persen area menampung air berkurang sejak 1900 akibat aktivitas manusia.

Dengan fakta mengkhawatirkan tersebut, PBB mengajak kita semua untuk sama-sama peduli dengan alam dan lingkungan serta melakukan berbagai upaya pencegahan seperti Penbangan pohon liar (Illegal Loging), pembangunan kota ramah air atau sponge cities dan stop menggunakan air secara berlebihan bila tidak diperlukan.

LEAVING NO ONE BEHIND. Karena Air adalah hak dan milik kita bersama.

 

Sumber: Berbagai Sumber