PDAM Tirta Kencana jadi tuan rumah penyelenggaraan Rapat Kerja Dewa Pengurus Pusat Perkumpulan Perusahaan Air Minum Seluruh Indonesia (DPP PERPAMSI), yang berlangsung di Ruang Training Centre Kompleks IPA Cendana, kemarin. Raker ini puny aarti penting bagi jalannya roda organisasi Perpamsi ke depan, lantaran membahas perubahan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) menyesuaikan dengan kondisi yang ada saat ini.
Ahmad Zaini, dari Departemen Peraturan dan Perundang-undangan DPP Perpamsi menjelaskan, ada sejumlah perubahan yang akan diusulkan, seperti urgensinya keberadaan wakil ketua umum. Lantaran di Perpamsi ini cukup unik, jarang ketua umum mampu menyelesaikan satu periode jabatannya, soalnya yang menjabat harus direktur aktif.
“jadi kalau tidak menjabat sebagai direktur lagi, otomatis jabatan ketua umum harus dilepas, nah penyikapan ini yang mau kami bahas dalam perubahan AD/ART ini. Disamping itu, dinamika yang ada dari 436 PDAM se-Indonesia, 70 persennya adalah PDAM yang pelanggannya dibawah 50 ribu. Kan menjadi sebuah ironi ketika mereka ini memimpin PDAM yang telah melayani 50 ribu keatas,” ulasnya.
Dia pun menambahkan, persyaratan mereka yang ingin maju pun harus diperjelas. “masa baru menjabat sebagai direktur lantas mau maju menjadi Ketua DPP Perpamsi, tentu harus dilihat pula jam terbangnya,” tegasnya
Namun sebelum pembahasan dilakukan, lebih dahulu Ahmad Zaini dan Stephanus yang juga dari DPP Perpamsi berbagai pengalaman dengan jajaran PDAM Tirta Kencana Samarinda, yang dihadiri direksi dan kepala bagian.
Karena Ahmad Zaini adalah Direktur Utama PDAM Giri Menang di Mataram, sedangkan Stephanus merupakan Direktur Teknik PDAM Tirta Musi Palembang. Dimana kedua perusahaan air bersih ini, masuk dalam jajaran elit PDAM yang sehat dan telah meraih keuntungan.
Dalam kesempatan itu, Ahmad Zaini menekankan tiga hal yang patut dipegang, jika ingin menyehatkan PDAM. Setidaknya ini merupakan pengalaman dirinya dalam memimpin PDAM yang merugi hingga menjadi untung. Yakni, komitmen dalam bekerja, kedisiplinan dan kebersamaan.
Sementara, Stephanus mengaku, hanya lulusan STM atau Sekolah Teknik Mesin dan memulai karir di PDAM Tirta Musi Palembang sebagai surveyor. “saya bangga kerja di PDAM, soalnya butuh keahlian khusus yang tidak didapatkan dibangku Pendidikan formal. Saya juga sependapat dengan Pak Ahmad Zaini, etos kerja itu penting, karena pelayanan tak bisa menunggu,” urainya.
Begitu pun jika ingin membuat perusahaan untung, harus berani melakukan terobosan dan inovasi, sebab PDAM Tirta Musi Palembang saja didirikan pada tahun 1976, namun ditahun 2007 baru baru mampu surplus, dan kini mampu meraih laba bersih Rp. 100 miliar pertahun.